Rabu, 10 September 2014

SRI KRISHNA

  https://38.media.tumblr.com/tumblr_lzysz7GN2S1ro1o73o1_500.jpg
Sri Krishna menrupakan sosok awatara yang maha sempurna dibandingkan awatara-awatara Tuhan sebelumnya. Disebut sempurna, karena Krishna memiliki sifat-sifat ketuhanan yang di dalam Bhagavad Gita disebut sebagai Kepribadian Tuhan yang Maha Esa.

Sosok Sri Krishna yang merupakan tokoh pewayangan dalam Mahabharata bukan cerita semata-mata. Sri Krishna adalah seorang sosok kebenaran Weda. Bagi yang yakin dengan Weda beserta ajarannya, maka Mahabharata adalah bagian dari Pancama Weda. Sehingga Sri Krishna tidak usah diragukan lagi. Ungkapan yang serius itu dilontarkan Premadharma Dana dari Asram Sri Sri Radha Rasesvara di Gerih, Abiansemal ketika MBA menghubungi di pesramannya.
Tokoh Sri Krishna dalam tokoh ceritra pewayangan maupun dalam lakon-lakon film India tidak asing lagi, sehingga Sri Krishna adalah sosok atau tokoh panutan dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan kehadiran Sri Krishna merupakan awatara Tuhan yang sangat sempurna. Diceritakan Premadhana yang bernama asli I Ketut Adi Perbawa mengatakan, seorang Krishna yang lahir di sebuah penjara karena ayah dan ibunya dibui oleh Kamsa lantaran dirinya mendapat pawisik yang isinya dirinya bakala dibunuh oleh anak kedelapan dari istri adiknya Vasudeva.
Ujung-ujungnya setiap istri Vasudeva, Devaki melahirkan anak itu selalu dibunuh Kamsa. Sampai lahirnya anak ke delapanpun tidak terlepas dari usaha pembunuhan. Dari anak yang kedelapan ini lahirlah Sri Krishna, dia luput sari ancaman pembunhan Kamsa. Singkat cerita akhirnya Kamsa-lah yang mati di tangan Krishna.
Krishna lahir disebuah kota yang bernama Mathura tepatnya Desa Gokul, Vrindavan. Kebesaran Sang Krishna tidak lepas dari asuhan Maharaja dan Ibu Yasuda. Semakin remaja penampilan Krishna semakin meyakinkan membesarkan hati umat karena mampu memberikan tuntunan rohani kepada rekan-rekannya.
Ditanya mengapa Sri Krishna diyakini sebagai Awatara?. Dengan tegas dan meyakinkan Premadhana mengatakan. “didalam Kitab Mahabharata yang merupakan bagian dari Pancama Weda jelas dikatakan kelahiran sebelumnya adalah berwujud Sri Rama, dan Sri Rama pun mengatakan pada perjalanan jaman Dwapara Sri Rama akan muncul lagi dan lahir sebagai tokoh Sri Krishna,” katanya.
Orang yang yakin dengan Weda dan memahami Weda dengan benar, seyogyanya menganut Weda harus menyemah Krishna karena Krishna adalah pribadi Tuhan, bukan pribadi Dewa. “Sebab Dewa dalam konsep Hindu adalah tenaganya Krishna,” imbuh Premadhana dengan hati-hati.
Kalau boleh dikatakan Sri Krishna merupakan awatara yang sempurna sehingga bukan dewa yang turun sebagai awatara melainkan dewa yang merupakan sumber dari kepribadian Krishna. Sri Krishna juga sering disebut dengan Awatari yang artinya sumber dari segala awatara. Lebih tegas dikatakan Krishna adalah sumber awatara sehingga Tuhan itu adalah Krishna. Pernyataan ini sudah tersurat dalam Bhagavad Gita.
Kalau dikaitkan dengan sekta Waisnawa juga memuja Sri Krishna tapi entah bagaimana di Bali konsep Krishna sudah tidak lumrah di puja, mungkin perwujudan itu sudah mengarah ke Dewata Nawa Sanga yang ada Dewa Wisnu, Brahma, Siwa, Mahadewa, Iswara dan dewa lainnya sebagai penjuru arah. Sehingga menurut Premadharma sangat tepat di jaman yang serba bergelimangan materi ini sosok Krishna sebagai penyelamat yang dititahkan Sri Rama di dalam jaman Dwapara akan menjelma lagi. Dan penjelmaan itu sudah terbukti dengan sosok tokoh pembela kebenaran yaitu Sri Krisna . Jika kita melihat kehidupan masa kecil Sri Krishna, jelas penyembah Krishna, Ida Ayu Warsika, dia itu terkenal sangat nakal. Kesehariannya di masa kanak-kanak dihabiskan dengan bermain-main, kemudian mencuri susu. Iya seperti layaknya anak-anak. Walaupun begitu Sri Krishna banyak menyelematkan umat manusia, diantaranya dia berhasil membunuh Kamsa yang sangat jahat dan berperilaku kurang manusiawi terhadap sesamanya. Nah nilai-nilai ini yang harus ditanamkan kepada umat, katanya menambahkan. *patra
SRI KRISHNA “SANG PEMBUNUH”
Sri Krishna dilahirkan ketika negeri Mathura dipimpin seorang raja bernama Kamsa. Kamsa putra Ugrasena yang berasal dari keluarga besar Bhoja ini dikenal sangat sakti tetapi memiliki tabiat yang sangat jahat.
Suatu hari pada saat dia mengemudikan kereta adiknya Vasudeva yang baru saja menikahi Devaki, tiba-tiba ia mendengar ramalan dari alam niskala yang isinya: “suatu hari Kamsa bakal dibunuh oleh anak kedelapan dari pasangan Vasudeva dan Devaki”.
Mendengar lamaran itu Kamsa menjadi sangat gelisah. Mengapa anak adiknya justru yang bakal membunuh dirinya, mungkinkah semua ini karena perilakunya selama ini. Karena diganggu oleh pikiran-pikiran buruknya, akhirnya Kasa meminta kepada Vasudeva, agar setiap anak yang lahir dari kansungan Devaki buah perkawinan mereka itu, harus diserahkan kepada dirinya. Vasudeva tidak bisa berbuat banyak.
Sebagai seorang raja yang taat terhadap dharma, Vasudeva menyerahkan anak pertamanya kepada Kamsa. Kamsa sempat terketuk hatinya melihat tingkah adiknya yang berbudi luhur itu. Sampai ia tidak tega membunuh anak adiknya sendiri. Namun ketika dia mendapat bisikan dari Rsi Nerada bahwa kutukan yang didengarnya itu adalah benar, dan dirinya akan dibunuh oleh anak kedelapan dari Vasudeva yang merupakan titisan dari Wisnu yang menjelma sebagai Sri Krishna, sejak saat itu Kamsa menjadi marah besar.
Vasudeva dan Devaki akhirnya dijebloskan ke penjara. Setiap tahu, begitu pasangan suami istrinya melahirkan, anaknya langsung dibunuh. Tidak sampai disini, pikiran Kamsa mulai rusak, ketika dia mendengar anak dalam bentuk titisan Wisnu itu bisa saja lahir di luar istana. Dengan dasar pikiran seperti itu, Kamsa akhirnya membunuh semua anak yang lahir di negeri yang dipimpinnya. Kejahatan menjadi tidak terkontrol.
Dalam mimpi Kamsa terbongkar bahwa Krishna yang sebenarnya bakal lahir di keluarga Yadu, Bhoja dan Andhaka. Karena itu sasaran pemburuan Kamsa hanya di lingkungan ketiga keluarga tersebut. Akhirnya ketiga keluarga itu menjadi bingung. Mereka meminta perlindungan kepada kerajaan lain yang berada di sekitar Mathura.
Setelah membunuh enam anak pasangan Devaki – Vasudeva, Kamsa melalui anak buahnya terus mengintai keadaan pasangan ini, untuk mencari-cari kelahiran anak mereka selanjutnya. Akhirnya Devaki mengandung anaknya yang kedelapan. Hal ini membuat Devaki sangat cemas. Pastilah anaknya ini bakal dibunuh oleh kakak iparnya.
Malam hari sebelum sang bayi lahir, Devaki dan Vasudeva mendapatkan bisikan dari niskala. Isi setelah bayi itu lahir, bayi itu harus ditukarkan kepada anak Yasoda, dan pada saat yang sama Yasoda juga melahirkan seorang bayi, bayi itulah yang harus diambil. Sesuai dengan pawisik itu, Vasudeva malam-malam mengarungi sungai gangga untuk menukarkan anaknya kepada Yasoda. Perbuatan ini benar-benar nekad. Namun berkat perlindungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, akhirnya usaha itu berhasil.
Begitu pagi, seorang penjaga penjara mengabarkan kepada Kamsa, anak kedelapan adik iparnya sudah lahir. Pada saat itu Kamsa mencari adik iparnya untuk kemudian membunuh sang bayi. Lantas apa yang terjadi, ternyata sebelum dibunuh bayi itu sudah terbang. Sembari mengeluarkan peringatan, Sri Krishna sudah lahir kebumi dan siap membunuh Kamsa suatu hari.
Kamsa menjadi semakin kalap, dia membunuh semua bayi yang baru lahir maupun yang sudah menginjak umur beberapa bulan. Dalam perjalanan kehidupan Kamsa memang akhirnya dibunuh oleh Sri Krishna. Pembunuhan ini dilakukan untuk membebaskan Kamsa dari dosa-dosa yang telah dibuatnya selama memerintah negeri Mathura. Sebenarnya dalam konteks Bhagavad Gita , setiap pembunuhan yang dilakukan Sri Krishna adalah untuk membebaskan dan membersihkan dunia dari keangkaramurkaan.
Seperti dikaakan dalam Bhagavad Gita, kapan dan dimana terjadi kekacauan dan dharma tidak ditegakkan, maka pada saat itu dia sendiri yang akan lahir untuk melakukan “pembersihan”. Sri Krishna adalah sesrorang pembunuh yang sekaligus membersihkan dunia ini dari kekotoran, kedurjanaan, dari keangkaramurkaan dan dari kebathilan. Sri Krishna merupakan lambang pembebasan, lambang penegakkan dharma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar