Sri Krishna menrupakan sosok awatara yang maha sempurna dibandingkan
awatara-awatara Tuhan sebelumnya. Disebut sempurna, karena Krishna
memiliki sifat-sifat ketuhanan yang di dalam Bhagavad Gita disebut
sebagai Kepribadian Tuhan yang Maha Esa.
Sosok Sri Krishna yang merupakan tokoh pewayangan dalam Mahabharata
bukan cerita semata-mata. Sri Krishna adalah seorang sosok kebenaran
Weda. Bagi yang yakin dengan Weda beserta ajarannya, maka Mahabharata
adalah bagian dari Pancama Weda. Sehingga Sri Krishna tidak usah
diragukan lagi. Ungkapan yang serius itu dilontarkan Premadharma Dana
dari Asram Sri Sri Radha Rasesvara di Gerih, Abiansemal ketika MBA
menghubungi di pesramannya.
Tokoh Sri Krishna dalam tokoh ceritra pewayangan maupun dalam
lakon-lakon film India tidak asing lagi, sehingga Sri Krishna adalah
sosok atau tokoh panutan dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan
kehadiran Sri Krishna merupakan awatara Tuhan yang sangat sempurna.
Diceritakan Premadhana yang bernama asli I Ketut Adi Perbawa mengatakan,
seorang Krishna yang lahir di sebuah penjara karena ayah dan ibunya
dibui oleh Kamsa lantaran dirinya mendapat pawisik yang isinya dirinya
bakala dibunuh oleh anak kedelapan dari istri adiknya Vasudeva.
Ujung-ujungnya setiap istri Vasudeva, Devaki melahirkan anak itu
selalu dibunuh Kamsa. Sampai lahirnya anak ke delapanpun tidak terlepas
dari usaha pembunuhan. Dari anak yang kedelapan ini lahirlah Sri
Krishna, dia luput sari ancaman pembunhan Kamsa. Singkat cerita akhirnya
Kamsa-lah yang mati di tangan Krishna.
Krishna lahir disebuah kota yang bernama Mathura tepatnya Desa Gokul,
Vrindavan. Kebesaran Sang Krishna tidak lepas dari asuhan Maharaja dan
Ibu Yasuda. Semakin remaja penampilan Krishna semakin meyakinkan
membesarkan hati umat karena mampu memberikan tuntunan rohani kepada
rekan-rekannya.
Ditanya mengapa Sri Krishna diyakini sebagai Awatara?. Dengan tegas
dan meyakinkan Premadhana mengatakan. “didalam Kitab Mahabharata yang
merupakan bagian dari Pancama Weda jelas dikatakan kelahiran sebelumnya
adalah berwujud Sri Rama, dan Sri Rama pun mengatakan pada perjalanan
jaman Dwapara Sri Rama akan muncul lagi dan lahir sebagai tokoh Sri
Krishna,” katanya.
Orang yang yakin dengan Weda dan memahami Weda dengan benar,
seyogyanya menganut Weda harus menyemah Krishna karena Krishna adalah
pribadi Tuhan, bukan pribadi Dewa. “Sebab Dewa dalam konsep Hindu adalah
tenaganya Krishna,” imbuh Premadhana dengan hati-hati.
Kalau boleh dikatakan Sri Krishna merupakan awatara yang sempurna
sehingga bukan dewa yang turun sebagai awatara melainkan dewa yang
merupakan sumber dari kepribadian Krishna. Sri Krishna juga sering
disebut dengan Awatari yang artinya sumber dari segala awatara. Lebih
tegas dikatakan Krishna adalah sumber awatara sehingga Tuhan itu adalah
Krishna. Pernyataan ini sudah tersurat dalam Bhagavad Gita.
Kalau dikaitkan dengan sekta Waisnawa juga memuja Sri Krishna tapi
entah bagaimana di Bali konsep Krishna sudah tidak lumrah di puja,
mungkin perwujudan itu sudah mengarah ke Dewata Nawa Sanga yang ada Dewa
Wisnu, Brahma, Siwa, Mahadewa, Iswara dan dewa lainnya sebagai penjuru
arah. Sehingga menurut Premadharma sangat tepat di jaman yang serba
bergelimangan materi ini sosok Krishna sebagai penyelamat yang
dititahkan Sri Rama di dalam jaman Dwapara akan menjelma lagi. Dan
penjelmaan itu sudah terbukti dengan sosok tokoh pembela kebenaran yaitu
Sri Krisna . Jika kita melihat kehidupan masa kecil Sri Krishna, jelas
penyembah Krishna, Ida Ayu Warsika, dia itu terkenal sangat nakal.
Kesehariannya di masa kanak-kanak dihabiskan dengan bermain-main,
kemudian mencuri susu. Iya seperti layaknya anak-anak. Walaupun begitu
Sri Krishna banyak menyelematkan umat manusia, diantaranya dia berhasil
membunuh Kamsa yang sangat jahat dan berperilaku kurang manusiawi
terhadap sesamanya. Nah nilai-nilai ini yang harus ditanamkan kepada
umat, katanya menambahkan. *patra
SRI KRISHNA “SANG PEMBUNUH”
Sri Krishna dilahirkan ketika negeri Mathura dipimpin seorang raja
bernama Kamsa. Kamsa putra Ugrasena yang berasal dari keluarga besar
Bhoja ini dikenal sangat sakti tetapi memiliki tabiat yang sangat jahat.
Suatu hari pada saat dia mengemudikan kereta adiknya Vasudeva yang
baru saja menikahi Devaki, tiba-tiba ia mendengar ramalan dari alam
niskala yang isinya: “suatu hari Kamsa bakal dibunuh oleh anak kedelapan
dari pasangan Vasudeva dan Devaki”.
Mendengar lamaran itu Kamsa menjadi sangat gelisah. Mengapa anak
adiknya justru yang bakal membunuh dirinya, mungkinkah semua ini karena
perilakunya selama ini. Karena diganggu oleh pikiran-pikiran buruknya,
akhirnya Kasa meminta kepada Vasudeva, agar setiap anak yang lahir dari
kansungan Devaki buah perkawinan mereka itu, harus diserahkan kepada
dirinya. Vasudeva tidak bisa berbuat banyak.
Sebagai seorang raja yang taat terhadap dharma, Vasudeva menyerahkan
anak pertamanya kepada Kamsa. Kamsa sempat terketuk hatinya melihat
tingkah adiknya yang berbudi luhur itu. Sampai ia tidak tega membunuh
anak adiknya sendiri. Namun ketika dia mendapat bisikan dari Rsi Nerada
bahwa kutukan yang didengarnya itu adalah benar, dan dirinya akan
dibunuh oleh anak kedelapan dari Vasudeva yang merupakan titisan dari
Wisnu yang menjelma sebagai Sri Krishna, sejak saat itu Kamsa menjadi
marah besar.
Vasudeva dan Devaki akhirnya dijebloskan ke penjara. Setiap tahu,
begitu pasangan suami istrinya melahirkan, anaknya langsung dibunuh.
Tidak sampai disini, pikiran Kamsa mulai rusak, ketika dia mendengar
anak dalam bentuk titisan Wisnu itu bisa saja lahir di luar istana.
Dengan dasar pikiran seperti itu, Kamsa akhirnya membunuh semua anak
yang lahir di negeri yang dipimpinnya. Kejahatan menjadi tidak
terkontrol.
Dalam mimpi Kamsa terbongkar bahwa Krishna yang sebenarnya bakal
lahir di keluarga Yadu, Bhoja dan Andhaka. Karena itu sasaran pemburuan
Kamsa hanya di lingkungan ketiga keluarga tersebut. Akhirnya ketiga
keluarga itu menjadi bingung. Mereka meminta perlindungan kepada
kerajaan lain yang berada di sekitar Mathura.
Setelah membunuh enam anak pasangan Devaki – Vasudeva, Kamsa melalui
anak buahnya terus mengintai keadaan pasangan ini, untuk mencari-cari
kelahiran anak mereka selanjutnya. Akhirnya Devaki mengandung anaknya
yang kedelapan. Hal ini membuat Devaki sangat cemas. Pastilah anaknya
ini bakal dibunuh oleh kakak iparnya.
Malam hari sebelum sang bayi lahir, Devaki dan Vasudeva mendapatkan
bisikan dari niskala. Isi setelah bayi itu lahir, bayi itu harus
ditukarkan kepada anak Yasoda, dan pada saat yang sama Yasoda juga
melahirkan seorang bayi, bayi itulah yang harus diambil. Sesuai dengan
pawisik itu, Vasudeva malam-malam mengarungi sungai gangga untuk
menukarkan anaknya kepada Yasoda. Perbuatan ini benar-benar nekad. Namun
berkat perlindungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, akhirnya usaha itu
berhasil.
Begitu pagi, seorang penjaga penjara mengabarkan kepada Kamsa, anak
kedelapan adik iparnya sudah lahir. Pada saat itu Kamsa mencari adik
iparnya untuk kemudian membunuh sang bayi. Lantas apa yang terjadi,
ternyata sebelum dibunuh bayi itu sudah terbang. Sembari mengeluarkan
peringatan, Sri Krishna sudah lahir kebumi dan siap membunuh Kamsa suatu
hari.
Kamsa menjadi semakin kalap, dia membunuh semua bayi yang baru lahir
maupun yang sudah menginjak umur beberapa bulan. Dalam perjalanan
kehidupan Kamsa memang akhirnya dibunuh oleh Sri Krishna. Pembunuhan ini
dilakukan untuk membebaskan Kamsa dari dosa-dosa yang telah dibuatnya
selama memerintah negeri Mathura. Sebenarnya dalam konteks Bhagavad Gita
, setiap pembunuhan yang dilakukan Sri Krishna adalah untuk membebaskan
dan membersihkan dunia dari keangkaramurkaan.
Seperti dikaakan dalam Bhagavad Gita, kapan dan dimana terjadi
kekacauan dan dharma tidak ditegakkan, maka pada saat itu dia sendiri
yang akan lahir untuk melakukan “pembersihan”. Sri Krishna adalah
sesrorang pembunuh yang sekaligus membersihkan dunia ini dari kekotoran,
kedurjanaan, dari keangkaramurkaan dan dari kebathilan. Sri Krishna
merupakan lambang pembebasan, lambang penegakkan dharma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar